Skip to main content

Dilema Setrika

Pasang gas? Ok.

Ganti lampu? Easy.

Geser lemari? *snaps finger*

Masak? Ya tentu, butuh makan soalnya.

Bersihkan kamar mandi? Sampai kinclong saya sikat.

Tapi, setrika?

Menata ulang kamar, angkat kursi angkat kasur bongkar gudang diminta bantu papa ngecat tembok sekalipun saya mau.

Tapi, setrika?

Mencuci piring dan pakaian setidaknya masih bermain air, gerakan-gerakan dinamis, dan setiap langkah selesai, ada langkah berikutnya sampai berhasil dijemur atau selesai dikeringkan.

Tapi, setrika?

Setrika itu gosok kanan, gosok kiri, lipat sana, lipat sini. Next. Gosok lagi. Lipat lagi atau digantung. Ya ampun. Diberkatilah para pegawai laundry. Diberkatilah para ibu rumah tangga yang selalu rajin menyetrika dengan rapi dan wangi.

Bagi saya, selain karena gerakannya sama dan tubuh tidak berpindah tempat, melihat tumpukan pakaian itu sungguh menurunkan semangat karena seolah tidak ada habisnya. Bahkan untuk menghibur diri, pada dua tahun pertama kuliah, saya setrika sambil nonton film di laptop. Sekarang sih cuma setrika kalau butuh kemeja atau celananya kusut, itu pun mohon bantuan dengan sangat kepada jasa laundry yang cuma setrika aja (karena saya sudah nggak punya setrika, lalala~)

Kaos-kaos yang cuma dipakai tidur? Bodo amat, dipakai tidur juga besoknya udah mulus. Setidaknya saya bisa beralasan hemat listrik 😂

Comments